Pemerintahan & Politik

Pjs Bupati Mojokerto Dorong Semangat Pemuda dan Implementasi HAM yang Progresif

Mojokerto, nets9.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mojokerto menggelar ‘Ngopi Bareng’ bersama mahasiswa yang diadakan di Balai Diklat, Kecamatan Gedeg. Pada momen itu, Pjs Bupati Mojokerto Akhmad Jazuli menyampaikan pandangan dan motivasi kepada generasi muda, khususnya mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Agenda ‘Ngopi Bareng’ bersama mahasiswa itu diikuti sedikitnya 50 mahasiswa dari berbagai kampus di Mojokerto yang tergabung dalam organisasi Pengurusan Cabang PMII Mojokerto. Kegiatan tersebut dilakukan guna memberikan pemahaman dan diskusi terkait dengan isu HAM di Indonesia.

Dalam pidatonya, Pjs Bupati Mojokerto menegaskan betapa pentingnya memiliki cita-cita dan tujuan hidup yang jelas sebagai fondasi untuk masa depan yang cerah. “Anda semua adalah calon pemimpin masa depan yang terbaik untuk Indonesia,” ujarnya dengan penuh semangat, Jum’at, (18/10) siang.

Jazuli berharap generasi muda dapat memimpin negeri ini dengan baik di masa depan, dan selalu memiliki semangat serta rasa syukur dalam perjalanan mereka.

Diskusi mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi topik utama dalam acara tersebut. Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto itu menyoroti pentingnya keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta bagaimana manusia sering kali lebih fokus pada haknya sendiri daripada kewajibannya.

“Manusia sering kali merasa dirinya paling baik dan benar, dan kadang-kadang tidak mau disalahkan. Itulah sifat manusia,” jelasnya.
iasa dan mendapat apresiasi dari Republik Indonesia oleh Kemenkumham. Pasal tersebut memberikan hak cuti bagi pekerja selama 4 bulan, lebih lama dari aturan sebelumnya yang hanya 3 bulan. Ini menunjukkan betapa seriusnya Mojokerto dalam menerapkan nilai-nilai HAM,” ungkapnya.

Pjs juga mengingatkan bahwa HAM tidak hanya soal proses penghilangan nyawa, tetapi mencakup banyak aspek kehidupan yang lebih luas. Jika merujuk pada Deklarasi Universal HAM yang dilaksanakan di Paris pada 10 Desember 1948, terdapat 30 aspek kehidupan yang menjadi sejarah dan diperingati sebagai Hari HAM Sedunia. Setelah itu, pemerintah Republik Indonesia melakukan deklarasi dan lahirlah UU No. 39 Tahun 1999, yang dimensinya lebih luas daripada Deklarasi Universal.

“Dengan adanya acara seperti ini, semoga kita semua dapat menambah wawasan dan terus berkontribusi positif bagi kemajuan daerah dan bangsa,” tutup Pjs dalam pidatonya yang penuh inspirasi. (N9)