Camat Magersari Hadiri Pertemuan Rutin Warga Lingkungan Balongcok Dengan Kelurahan
Kota Mojokerto, nets9.com – Sebagai public figure atau pemangku wilayah, memang harusnya dekat dengan warganya. Agar mengetahui apa yang terjadi dan keinginan masyarakatnya.
Seperti yang dilakukan Sutikno, SH, Camat Magersari, Kota Mojokerto, untuk mengetahui secara langsung apa keluhan dan kemauan warga di wilayahnya, beliau menghadiri pertemuan rutin warga Lingkungan Balongcok, Kelurahan Magersari, Kota Mojokerto, di Balai Dukuh warga 01, Rabo (13/11/2024) malam.
Pertemuan yang merupakan kesinergian antara warga dengan pihak kelurahan ini, berjalan lancar dan kondusif.
Dalam pertemuan itu, Sutikno memberikan masukan agar pertemuan rutin warga, juga melibatkan kecamatan.
“Sehingga sekecil mungkin ada permasalahan bisa diatasi, baik dalam pelayanan, surat menyurat dan bisa mengetahui secara langsung kekurangan maupun kelebihan yang diperlukan warga,” terang Camat.
Lebih lanjut dikatakan Camat Magersari, warga masyarakat harus lebih mewaspadai dan menjaga kebersihan, juga meningkatkan Kamtibmas.
“Apalagi sekarang mendekati Pilkada, semua warga harus menggunakan hak pilihnya dan saya berharap semoga Pilkada mendatang partisipasi warga lebih baik,” sambung Sutikno.
Dikatakan Camat, momen temu warga ini sangat penting dan mendasar. Jadi dengan kegiatan ini bisa digunakan untuk menggali permasalahan di bawah. Setidaknya hal apapun bisa diatasi sedini mungkin.
Sebelumnya, Lurah Lingkungan Balongcok, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto Ageng Ardhyanto, S. STP dalam sambutannya mengatakan, dalam pertemuan rutin ini, sebelumnya saya sampaikan nanti tanggal 27 November, njenengan (Anda, red) semua sudah tau Calon Gurbernur dan siapa calon wakilnya, Calon Walikota dan Calon wakilnya, dan saya tidak perlu mengulanginya.
“Cuma saya pesan, bila njenengan datang ke TPS untuk mencoblos, jangan tergantung pada amplop dan isinya,” pesan Ageng.
Masih Lurah Lingkungan Balongcok, Kelurahan Magersari, instruksi pimpinan jangan sampai hal itu terjadi. Memang kemungkinan bisa saja terjadi di Kota Mojokerto.
“Tapi minsed itu harus kita rubah, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkas Ageng. (Lud/her)